NITISEMITO

      Nitisemito adalah potret seorang sosok pengusaha pribumi yang berhasil di jaman penjajahan Belanda.Sangatlah mengesankan menyimak kisah perjalanan hidup dari saudagar rokok kretek Cap Bal Tiga ini,semangat juang untuk usaha dan membesarkan usaha serta strategi pemasarannya adalah ilmu yang bermanfaat untuk kita pelajari.

      Nama Nitisemito memang sulit dilepaskan dari sejarah rokok di Jawa. anak lurah jagalan Kudus Kulon ini, lahir pada 1863 dengan nama Roesdi.
Oleh ayahnya, H. Soelaiman, Roesdi sebetulnya diharapkan menggantikan kedudukannya sebagai lurah. Ternyata Roesdi lebih suka berwirausaha.Pada usia 17 tahun Roesdi memilih untuk merantau ke Malang Jawa Timur untuk bekerja sebagai buruh jahit pakaian Usaha ini berkembang,sehingga ia mampu menjadi pengusaha Konveksi.Namun beberapa tahun kemudian usaha ini kandas karena terlilit hutang,Nitisemito pulang kampung dan memulai usahanya membuat minyak kelapa,berdagang kerbau namun gagal,ia kemudian bekerja menjadi kusir dokar sambil berdagang tembakau,saat itulah dia berkenalan dengan Nasilah dan setelah menikah dengan Nasilah, Roesdi mengganti namanya dengan Nitisemito.
    Tapi semua usaha yang telah dilakukan dan dicobanya itu tak membuatnya puas. Pada sekitar 1906, Nitisemito memberanikan diri memproduksi rokok. Semula diberi merek Kodok Mangan Ulo, artinya "Katak Makan Ular". Aneh memang, sebab yang normal adalah ular makan kodok. Mungkin saking ganjilnya, merek ini kemudian diganti "Bal Tiga". Perintisan ini dibantu dua putrinya, Nafiah dan Nahari. Selang delapan tahun, Nitisemito sudah menjadi pengusaha rokok raksasa.
     Walau tak pernah "makan sekolahan", bahkan nyaris buta huruf, Nitisemito menjalankan manajemen marketing perusahaannya secara modern, untuk masa itu strategi pemasaran/Marketing Nitisemito sungguh sangat luar biasa.Ia sudah menggunakan mobil untuk pemasaran. Agen-agen marketing dibuka di berbagai kota besar: Solo, Semarang, Bandung, Jakarta, Surabaya, bahkan Sumatera, Kalimantan, dan Papua,untuk berpromosi. Nitisemito menyediakan cenderamata semacam cangkir, piring, dan gelas.Hampir di setiap masjid besar di kota2 besar terpajang jam dinding hadiah dari Nitisemito.Ada pula hadiah mobil untuk diundi. Caranya mudah. Hanya dengan menukarkan bungkus rokok "Bal Tiga" dengan nomor undian. Yang agak gila-gilaan, Nitisemito pernah berpromosi dengan menyebarkan brosur dari pesawat terbang jenis fokker yang disewa seharga 200 gulden.
    Bukankah ini mengesankan,patut kita pelajari dan dijadikan contoh,bagaimana serang pribumi,di era penjajahan belanda,di saat orang2 tertindas dijajah belanda,menjadi orang jajahan belanda yang tak berdaya,Nitisemito tampil mengangkat harkat dan martabat dirinya bukan orang yg bisa dijajah inlander2 itu,bahkan Nitisemito ini mampu mempekerjakan seorang belanda untuk mengurusi administrasi keuangan perusahaannya.Dia asli seorang pribumi..bagiku Nitisemito ini patut dijadikan pahlawan,contoh dan suri tauladan bagi generasi masa kini di era globalisasi ini untuk bisa bersaing,duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan kooperat di seluruh dunia ( tiest )  




              satu dari istana kembar milik Nitisemito





peninggalan Nitisemito yang masih terlihat hingga sekarang berupa istana kembar yang terletak di Jalan Sunan Kudus,dua buah rumah tersebut pernah di tinggali oleh putrinya ,Nafiah dan Nahari,bangunan yang di pisahkan oleh Kali Gelis tergolong sangat mewah di masanya.Mobil dan kereta kuda terparkir di halaman depannya yang luas

Sayangnya bukti kejayaan seorang Raja Kretek hanya bisa menunggu waktu di ratakan dengan tanah karena salah satunya akan di jual oleh pemiliknya.Belum terdengar usaha pemerintah untuk mempertahankan bangunan bersejarah tersebut

Kata kata yang terukir di salah satu peninggalan Nitisemito

Djangan Loepa Saja Poenja Nama” ~ Nitisemito



           surat kuasa Nitisemito dan M Karmain, koleksi Museum Kretek